web widgets

Selasa, 05 September 2017

PUISI

                          Hidup
            Oleh Rani Syukriana Harahap

Hidup itu bukan sesuatu yang bisa ditebak
Terkadang sedih, terkadang bahagia
Terkadang suka, terkadang duka

Hidup itu selalu memiliki peluang kebahagiaan
Mulai dari nol sampai satu
Kita memang harus bijak menyikapi peluang

Kata 'syukur' adalah kunci dari peluang kebahagiaan
Bersyukur dengan segala hal membuat kita tenang
Membuat kita selalu berpikir positif

Hidup memang sulit dimengerti
Terkadang ingin rasanya bersyukur
Tetapi sangat pahit kenyataannya
Terkadang kenyataan begitu indah
Tetapi diri lupa untuk bersyukur

Hidup memang penuh misteri
Penuh halang dan rintang
Tetapi hidup penuh syukurlah kunci hidup penuh kebahagiaan


PUISI

                                         Hujan
                                             Oleh Rani Syukriana Harahap

Aku sangat menyukai hujan
Tapi itu dulu
Aku sangat rindu bermain di bawah langit yang gelap
Tapi itu dulu

Aku takut hujan
Itu kenyataannya
Aku tidak membenci tapi aku takut sakit karenanya

Tubuh ini terlalu sensitif dengan hujan
Dengan segala hal dingin yang menyakitkan
Layaknya aku takut menyukaimu karena takut tersakiti

Berbeda dengan hujan
Ketakutanku menyukaimu berbanding terbalik waktunya
Aku memang takut, tapi itu dulu
Sekarang aku lebih berani
Sekarang aku lebih takut kehilangan karena tidak memulai daripada kehilangan setelah memulai
Karena kehilangan tanpa memulai ternyata sakit juga
Tapi aku tidak tau mana yang lebih sakit
Aku berharap tidak akan pernah tau rasanya

Karena aku tidak ingin kehilangan setelh memulai

Jumat, 17 Februari 2017

PUISI

Kehilangan
Oleh: Rani Syukriana Harahap

Hariku sepi
Hatiku apalagi
Kehampaan yang menemani
Bingung, sangat bingung
Aku ingin bertanya, "tidakkah ada kepedulian terhadapku lagi?"
Tentu ada, tapi bukan itu yang kumaksud
Bukan dia yang kuinginkan
Maka dari itu hari selalu terasa sepi, walau ada yang menemani
Bagai air yang diisi pada bak yang bocor, 'tetap kosong'

Hari berganti, bulan berganti, tahun pun berganti
Mencoba membuka hati, tapi selalu kandas
Terkadang kata jadianpun belum terucap, aku telah kabur
Aku tak berani menipu hatiku, tak berani menyakiti orang 'lagi'
Kubiarkan hati dalam keheningan
Kubiarkan hati dalam penantian
Walau aku tau bagaimana sakitnya sepi

Hening malam semakin menambah kesunyian hati
Semakin merobek luka
Teringat segala hal yang harusnya tak diingat
Tutur lembutmu, hangat sikapmu, dan budi pekertimu
Bagaimana mungkin dengan segala kebaikan itu kau adalah orang jahat?
Orang jahat yang melupakanku begitu saja
Orang jahat yang mengatakan aku lah yang salah
Akulah selama ini yang tidak mengerti (?)
Aku mengerti !
Aku hanya takut jika dimulai akan berakhir
Aku hanya takut kehilangan sosok yang selalu ada untukku

Aku bersyukur, paling  tidak bukan aku yang memutuskan untuk kehilangan
Aku bersyukur pernah mengenalmu.

Tertanda,
Sahabatmu