Dalam kehidupan sehari-hari, gerak bolak balik benda yang bergetar
terjadi tidak tepat sama karena pengaruh gaya gesekan. Ketika kita
memainkan gitar, senar gitar tersebut akan berhenti bergetar apabila
kita menghentikan petikan. Demikian juga bandul yang berhenti berayun
jika tidak digerakan secara berulang. Hal ini disebabkan karena adanya
gaya gesekan. Gaya gesekan menyebabkan benda-benda tersebut berhenti
berosilasi. Jenis getaran seperti ini disebut getaran harmonik teredam.
Walaupun kita tidak dapat menghindari gesekan, kita dapat meniadakan
efek redaman dengan menambahkan energi ke dalam sistem yang berosilasi
untuk mengisi kembali energi yang hilang akibat gesekan, salah satu
contohnya adalah pegas dalam arloji yang sering kita pakai. Pada
kesempatan ini kita hanya membahas gerak harmonik sederhana secara
mendetail, karena dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak jenis
gerak yang menyerupai sistem ini.
GERAK HARMONIS SEDERHANA
Gerak harmonis sederhana yang dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah getaran benda pada pegas dan getaran benda pada
ayunan sederhana. Kita akan mempelajarinya satu persatu.
Gerak Harmonis Sederhana pada Ayunan
Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka
benda akan diam di titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A
dan dilepaskan, maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke
A. Gerakan beban akan terjadi berulang secara periodik, dengan kata
lain beban pada ayunan di atas melakukan gerak harmonik sederhana.
Besaran fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada ayunan sederhana
Periode (T)
Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana
memiliki periode alias waktu yang dibutuhkan benda untuk melakukan satu
getaran secara lengkap. Benda melakukan getaran secara lengkap apabila
benda mulai bergerak dari titik di mana benda tersebut dilepaskan dan
kembali lagi ke titik tersebut.
Pada contoh di atas, benda mulai bergerak dari titik A lalu ke titik
B, titik C dan kembali lagi ke B dan A. Urutannya adalah A-B-C-B-A.
Seandainya benda dilepaskan dari titik C maka urutan gerakannya adalah
C-B-A-B-C.
Jadi periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk
melakukan satu getaran (disebut satu getaran jika benda bergerak dari
titik di mana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik
tersebut ). Satuan periode adalah sekon atau detik.
Frekuensi (f)
Selain periode, terdapat juga frekuensi alias banyaknya getaran yang
dilakukan oleh benda selama satu detik. Yang dimaksudkan dengan
getaran di sini adalah getaran lengkap. Satuan frekuensi adalah 1/sekon
atau s-1. 1/sekon atau s-1 disebut juga hertz,
menghargai seorang fisikawan. Hertz adalah nama seorang fisikawan tempo
doeloe. Silahkan baca biografinya untuk mengenal almahrum eyang Hertz
lebih dekat.
Hubungan antara Periode dan Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi selama satu
detik/sekon. Dengan demikian selang waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan satu getaran adalah :
Selang waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran adalah
periode. Dengan demikian, secara matematis hubungan antara periode dan
frekuensi adalah sebagai berikut :
Amplitudo (f)
Pada ayunan sederhana, selain periode dan frekuensi, terdapat juga amplitudo. Amplitudo adalah perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan. Pada contoh ayunan sederhana sesuai dengan gambar di atas, amplitudo getaran adalah jarak AB atau BC.
Gerak Harmonis Sederhana Pada Pegas
Semua pegas memiliki panjang alami sebagaimana tampak pada gambar a.
Ketika sebuah benda dihubungkan ke ujung sebuah pegas, maka pegas akan
meregang (bertambah panjang) sejauh y. Pegas akan mencapai titik
kesetimbangan jika tidak diberikan gaya luar (ditarik atau digoyang),
sebagaimana tampak pada gambar B. Jika beban ditarik ke bawah sejauh y1
dan dilepaskan (gambar c), benda akan akan bergerak ke B, ke D lalu
kembali ke B dan C. Gerakannya terjadi secara berulang dan periodik.
Sekarang mari kita tinjau hubungan antara gaya dan simpangan yang
dialami pegas.
Kita tinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas
tersebut dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan,
demikian juga dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada
permukaan horisontal tanpa hambatan. Terlebih dahulu kita tetapkan arah
positif ke kanan dan arah negatif ke kiri. Setiap pegas memiliki
panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada
kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi
setimbang (lihat gambar a). Untuk semakin memudahkan pemahaman
dirimu,sebaiknya dilakukan juga percobaan.
Apabila
benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan
memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri
sehingga benda kembali ke posisi setimbangnya (gambar b).
Sebaliknya,
jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya
pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda
kembali ke posisi setimbang (gambar c).
Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x
dari pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi
setimbang ketika x = 0). Secara matematis ditulis :
F = -kx
Persamaan ini sering dikenal sebagai hukum hooke dan dicetuskan oleh
paman Robert Hooke. k adalah konstanta dan x adalah simpangan. Hukum
Hooke akurat jika pegas tidak ditekan sampai kumparan pegas bersentuhan
atau diregangkan sampai batas elastisitas. Tanda negatif menunjukkan
bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan
x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi
arah F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika
pegas ditekan, x berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke
kanan. Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan
x. k adalah konstanta pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan kaku
atau lembut sebuah pegas. Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku
sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan atau
meregangkan pegas. Sebaliknya semakin lembut sebuah pegas (semakin
kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk
meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan
memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx.
Pegas dapat bergerak jika terlebih dahulu diberikan gaya luar. Amati
bahwa besarnya gaya bergantung juga pada besar x (simpangan).
Sekarang mari kita tinjau lebih jauh apa yang terjadi jika pegas
diregangkan sampai jarak x = A, kemudian dilepaskan (lihat gambar di
bawah).
Setelah pegas diregangkan, pegas menarik benda kembali ke posisi
setimbang (x=0). Ketika melewati posisi setimbang, benda bergerak dengan
laju yang tinggi karena telah diberi percepatan oleh gaya pemulih
pegas. Ketika bergerak pada posisi setimbang, gaya pegas = 0, tetapi
laju benda maksimum.
Karena
laju benda maksimum maka benda terus bergerak ke kiri. Gaya pemulih
pegas kembali memperlambat gerakan benda sehingga laju benda
perlahan-lahan menurun dan benda berhenti sejenak ketika berada pada x =
-A. Pada titik ini, laju benda = 0, tetapi gaya pegas bernilai
maksimum, di mana arahnya menuju ke kanan (menuju posisi setimbang).
Benda
tersebut bergerak kembali ke kanan menuju titik setimbang karena
ditarik oleh gaya pemulih pegas tadi. Gerakan benda ke kanan dan ke kiri
berulang secara periodik dan simetris antara x = A dan x = -A.
Besaran
fisika pada Gerak Harmonik Sederhana pada pegas pada dasarnya sama
dengan ayunan sederhana, yakni terdapat periode, frekuensi dan
amplitudo. Jarak x dari posisi setimbang disebut simpangan. Simpangan
maksimum alias jarak terbesar dari titik setimbang disebut amplitudo
(A). Satu getaran Gerak Harmonik Sederhana pada pegas adalah gerak bolak
balik lengkap dari titik awal dan kembali ke titik yang sama. Misalnya
jika benda diregangkan ke kanan, maka benda bergerak mulai dari titik x
= 0, menuju titik x = A, kembali lagi ke titik x = 0, lalu bergerak
menuju titik x = -A dan kembali ke titik x = 0.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar